JAKARTA, GROBOGAN.NEWS– Seluas 2.856 hektare dari 3.010 hektare lahan pertanian di Kudus yang dilanda kebanjiran mengalami gagal panen atau puso.
Pemerintah daerah (pemda) akan membantu proses klaim asuransi bagi petani yang ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kalau ikut asuransi, maka petani akan tenang dalam menghadapi kondisi buruk.
Apalagi, Kementan bersama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah meluncurkan aplikasi Proteksi Pertanian (Protan) untuk memudahkan petani daftar atau klaim asuransi.
“Petani harus selalu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di lahan pertanian. Utamanya yang bisa menyebabkan gagal panen. Kondisi gagal panen bisa membuat petani merugi. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan asuransi,” kata Mentan SYL, Jumat (5/2) seperti keterangan resmi yang diterima, kemarin.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.
Selain itu, Pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir. Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.
“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektare. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.
Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkiran cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.
“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” kata Sarwo Edhy.
Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Dewi Masitoh mengatakan, lahan yang terendam itu terdapat di sembilan kecamatan di Kudus. Lahan pertanian di Kecamatan Undaan paling banyak terdampak.
“Kalau yang puso itu 2.856 hektare ada di lima kecamatan. Kecamatan Jati, Kaliwungu, Jekulo, Mejobo, dan Undaan. Kerugiannya Rp 28,8 miliar,” jelasnya.
Dari lima kecamatan yang mengalami gagal panen, Kecamatan Undaan paling banyak terendam dengan 1.390 hektare. Diikuti Kaliwungu 530 hektare, Kecamatan Jekulo 475 hektare, Kecamatan Mejobo 399 hektare, dan Kecamatan Jati 216 hektare.
Dewi menyampaikan saat ini pihaknya berupaya untuk meminjamkan pompa air guna menyedot air di persawahan. Selain itu pihaknya akan membantu klaim ke Jasindo bagi petani yang ikut tergabung di AUTP.
“Untuk teman-teman petani yang ikut AUTP akan ajukan klaim ke Jasindo. Kemudian untuk yang puso akan kami usulkan bantuan benih ke Kementerian Pertanian,” pungkasnya.(ris)