MAGELANG, GROBOGAN.NEWS– Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meningkatkan status Gunung Merapi di Level III Siaga pada 5 November 2020 lalu.
Selain erupsi material, BPPTKG juga mengingatkan masyarakat akan potensi lahar hujan atau lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Sebagian warga yang tinggal di beberapa desa di sekitar kawasan Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mulai mengungsi sejak Jumat (6/11/2020) hari ini. Status aktivitas gunung berapi itu dinaikkan dari waspada menjadi siaga menjadi penyebabnya.
Di area pengungsian, guna mengantisipasi penularan COVID-19 bagi pengungsi Merapi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin mengimbau masyarakat yang hendak memberikan donasi agar dititipkan di kecamatan.
“Lha ini karena kita tidak bicara Merapi saja, tapi bicara tentang COVID-19. Mereka (pengungsi) saat ini sudah di titik aman tentang penularan COVID-19,” kata Wagub Jateng Taj Yasin saat mendampingi Kepala BNPB meninjau lokasi pengungsian Merapi di TEA Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (20/11/2020).
Taj Yasin berpesan agar para donatur, mahasiswa yang saat ini mengumpulkan dana atau sumbangan jangan langsung diserahkan di lokasi pengungsian.
“Jangan langsung masuk ke pengungsian karena itu juga berbahaya tentang penularan COVID-19. Ini yang perlu kita antisipasi,” katanya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan Bidang Penanganan Kesehatan di tiap tempat pengungsian. Petugas kesehatan di masing-masing pengungsian ada dua orang yang terbagi menjadi tiga shift.
Ditambahkan Nanda, apabila ada pengungsi yang sakit batuk pilek akan dipisahkan dengan masyarakat pengungsi yang lain.
Hingga kini para pengungsi di Desa Deyangan, Banyurojo, Ngrajek dan Tamanagung Muntilan juga dalam kondisi sehat.
“Dari pantauan di lapangan tidak ada keluhan sakit berat dari para pengungsi dan sudah bisa ditangani,” ungkap Nanda.
Sedangkan upaya untuk meminimalkan kontak penyebaran covid-19 di titik-titik pengungsian telah dilakukan rapid test ke pengungsi. Pada proses itu jika ditemukan reaktif maka langsung menjalani perawatan intensif di rumah sakit daerah.
Dalam penanganan pengungsi itu, selain penyekatan berupa bilik kamar, protokol kesehatan juga dilakukan melalui pembatasan jumlah pengunjung keluarga pengungsi.
“Termasuk ketentuan bagi para relawan yang bertugas serta pengunjung di sini juga dibatasi tidak seperti kondisi normal,” tegas Nanda.
Sesuai data BPBD Kabupaten Magelang Jumat (20/11/2020) jumlah pengungsi mencapai 818 jiwa di sembilan titik pengungsian. Para pengungsi berasal dari sembilan dusun, tiga desa di Kecamatan Dukun.
Aktivitas Penambangan Pasir Mulai Sepi
Sementara itu, salah satu yang masuk dalam rekomendasi bahaya lahar hujan erupsi Gunung Merapi adalah Sungai Bebeng di wilayah Desa Kaliurang dan Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.
Dari pantauan di lokasi, sungai yang menjadi batas wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta ini sangat sepi, dari permukiman warga dan minim sinyal seluler.
Sedimentasi di sepanjang hilir sungai ini merupakan sisa material erupsi Merapi terdahulu.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Kaliurang, Suharno mengungkapkan Sungai Krasak memiliki hulu di sungai Bebeng dan kemudian menjadi satu di bagian hilirnya. Sungai Bebeng ini merupakan hulu Kali Krasak.
“Kali krasak di hulunya tersumbat, kemudian hulunya ikut Sungai Bebeng. Di bawah keduanya kembali menjadi satu lagi,” ungkap Suharno.
Menurutnya, BPPTKG juga mengingatkan akan potensi lontaran material vulkanik Gunung Merapi serta awan panas. Lokasi pertambangan pasir dan batu berada di bagian hulu yang jauh dari permukiman warga yang hanya berjarak sekitar tiga hingga lima kilometer dari puncak gunung Merapi.
Menyikapi status Siaga, warga dan para penambang galian C di sungai sungai Merapi juga meningkatkan kewaspadaan.
“Saat ini aktivitas di sungai khususnya pada malam hari sudah berhenti, agar aman,” ungkap Suharno.
Banjir material lahar dingin dari Gunung Merapi telah mengubah struktur sungai ini.
Sebagai benteng pengaman bagi warga, pemerintah telah membangun sejumlah sabo dam pengendali banjir lahar dingin. Mengantisipaai jika terjadi erupsi tahun 2020 maka masyarakat telah mengurangi aktivitas di sepanjang sungai ini. F Lusi