GROBOGAN.NEWS Solo

2 Pengusaha Beras Asal Sragen Ini Dapat Kontrak Kementan untuk Ekspor 1.000 Ton Beras ke Arab Saudi

Pasangan Melly-Adit, pengusaha beras asal Desa Toyogo, Sambungmacan, Sragen yang mendapat kontrak perdana 1000 ton beras untuk ekspor ke Arab Saudi / Foto: Wardoyo

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS Kabupaten Sragen seolah mendapat kehormatan dengan permintaan Menteri Pertanian Syahril Yasin Limpo yang meminta Sragen menyuplai beras 1.000 ton guna diekspor ke Arab Saudi.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertanian, saat berkunjung ke Sragen, Jumat (30/7/2021). Kontrak tersebut diperoleh oleh pasangan pengusaha beras asal Desa Toyogo, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Adit dan Melly Saputri.

Kontrak itu dikukuhkan ketika Mentan berkunjung ke gudang produksi beras PT Cahaya Intan Jaya milik pasutri Adit-Melly, Jumat kemarin.

Ditemui usai menerima kunjungan Mentan, Melly mengatakan bersyukur bisa ditunjuk untuk ikut membantu ekpor beras RI ke luar negeri.

“Terbaru kita ekspor ke Jeddah, Arab Saudi. Permintaan kontrak pertama kemarin 1000 ton perbulan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Pengusaha muda itu menguraikan penunjukkan kontrak untuk ekspor itu merupakan kali pertama. Pengiriman ke Jeddah itu diberangkatkan tanggal 22 Juli lalu dari Semarang.

Kemudian barang dikirim melalui laut menuju Singapura dan 29 Juli lalu baru bertolak ke Jeddah.

“Sampai sananya nanti tanggal 16 Agustus. Ekspor perdana tanggal 24 juni pakai kapal. Di sana sudah koordinasi dengan pihak KBRI. Nanti di sana ada penyambutan dari pihak sana, ini perdana,” terangnya.

Selain Arab Saudi, rencananya beras produksinya juga akan dikirim ke negara tetangga, Brunei Darussalam. Ekspor perdana ke negara itu berjumlah 18.000 ton beras jenis premium.

Melly menguraikan amanah untuk menyuplai ekspor pemerintah itu sekaligus meningkatkan pencapaian usahanya.

Selama ini, beras produksinya baru dikirim ke beberapa kota besar seperti di Jogja, Solo, Jakarta. Beberapa daerah di Kalimatan Barat dan Timika Papua juga menjadi tujuan pangsa pasarnya.

Menurutnya, beras yang diproduksi di tempat usahanya adalah hasil bumi dari petani di wilayah Sragen dan Soloraya.

Untuk memastikan kontinuitas produksi, dirinya memang harus bisa mengatur produksi dan penyerapan saat panen raya. Sehingga produksi bisa terus berjalan sekalipun panen sudah lewat.

“Beberapa waktu panen habis jadi untuk stok kita tetap beralih ke panen berjalan seperti itu. Untuk hasil bumi sragen sebetulnya kalau padinya tidak keluar kota bisa mas mencukupi. Cuma dari luar kota kadang ambilnya ke sini. Karena Sragen terkenal berasnya bagus putih rasanya enak seperti itu,” terang Melly.

Lebih lanjut, Melly menyampaikan kapasitas produksi di usahanya bisa mencapai 60 sampai 70 ton perhari. Sehingga jika dikalkulasi sebulan produksinya bisa mencapai 1.200 ton.

Jika Sragen memasuki panen raya, pihaknya konsentrasi penuh untuk melakukan penyerapan di Sragen. Jika panen raya selesai, baru mencari ke daerah sekitar yang sedang panen raya..

“Biasanya ke Karanganyar, Colomadu dan daerah Soloraya yang baru panen. Kalau Soloraya sudah habis baru kita ke Jawa Timur,” tandasnya.

Perihal kendala, Melly menyebut sebenarnya relatif tidak ada kendala. Hanya saja karena baru kali perdana ekspor, perizinan dan pelayaran menjadi sedikit kendala.

“Terutama pas waktu pandemi ini memang agak beda,” pungkasnya.

 

Perintah Presiden

Menteri Pertanian, Syahril Yasin Limpo saat kunjungannya ke gudang beras milik Melly, mengisyaratkan pemerintah akan melakukan ekspor beras besar-besaran.

Wacana itu akan dimulai bulan Agustus mendatang ke beberapa negara.

“(Ekspor) ke mana aja yang membutuhkan. Mudah – mudahan di Agustus akan ada ekspor besar besaran yang kita lakukan,” paparnya kepada wartawan.

Mentan mengatakan kunjungan ke Sragen itu dilakukan dalam rangka memvalidasi kesediaan pangan di lapangan.

Hal itu penting untuk memastikan ketersediaan stok pangan di masa pandemi.

Selain itu, kunjungannya ke Sragen juga untuk membangun komitmen dengan Pemkab serta pengusaha untuk persiapan kesediaan beras guna mendukung wacana ekspor.

“Kita validasi data yang ada di lapangan. Yang kedua kita validasi bupati, walikota dan kita berharap memang seperti yang ada bahwa stok pangan kita cukup baik. Dan Insya Allah tersedia cukup baik,” katanya.

Mentan menyebut rencana ekspor besar-besaran itu juga sesuai petunjuk Presiden. Menurutnya Presiden memang meminta jika ketersediaan untuk kebutuhan domestik cukup, perlu dipersiapkan pula untuk ekspor.

“Seperti itu petunjuk Presiden,” urai Mentan.

Lebih lanjut, Mentan menyebut dari petunjuk Presiden, untuk ekspor tidak harus menggandeng pengusaha besar.

Siapa saja yang bisa mendukung ekspor, harus difasilitasi dan dibantu. Termasuk pengusaha di Toyogo Sragen tersebut.

“Kementerian harus bisa membantu. Lebih khusus kementerian pertanian,” terangnya. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/08/sejarah-pengusaha-beras-asal-desa-toyogo-sragen-dapat-kontrak-kementerian-untuk-ekspor-1000-ton-beras-ke-arab-saudi/