JAKARTA, GROBOGAN.NEWS-Krisis pasokan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 menjadi ancaman. Pasalnya, jika terjadi kekurangan oksigen di tengah pandemi Covid-19 kian memprihatinkan.
Karena itulah, juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan, pemerintah tengah berupaya mencari pasokan oksigen untuk memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19.
Selain dari dalam negeri, pemerintah juga membuka peluang untuk mengimpor komoditas tersebut.
“Kami menyadari persediaan oksigen terbatas. Maka dari itu pemerintah akan terus mengusahakan dan mencari oksigen secara maksimal dengan berbagai cara. Baik di industri lokal maupun menyiapkan opsi impor. Saat ini, keselamatan rakyat adalah hukum utama,” ujar Jodi dalam konferensi pers, Minggu (4/7/2021).
Dalam situasi ini, ia pun meminta masyarakat mempelajari tata cara pertolongan pertama bagi pasien dengan kadar oksigen di bawah 90 persen.
Informasi mengenai hal tersebut dapat diperoleh dari Kementerian Kesehatan, para dokter, hingga dari telemedis.
Untuk memenuhi lonjakan kebutuhan obat-obatan dan alat farmasi selama PPKM Darurat, Jodi mengatakan Kementerian Kesehatan bakal berkoordinasi dengan Kemenperin, LKPP, dan Badan POM guna mempercepat pemenuhan kebutuhan melalui industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Menurut Jodi, Koordinator PPKM Darurat pun meminta Kejaksaan Agung dan BPKP agar mengawasi percepatan pengadaan produk farmasi dan alat kesehatan di masa pembatasan itu.
“Ini masa genting bukan saatnya mengambil kesempatan pribadi. Hukuman pasti menanti bagi mereka yang melanggar hukum dan mengeksploitasi masa darurat untuk kepentingan pribadi,” ujar dia.
Sebelumnya, dikabarkan pasien Covid-19 yang meninggal akibat habisnya pasokan oksigen di RSUP dr. Sardjito terus bertambah sejak Sabtu petang 3 Juli 2021.
Hingga Minggu 4 Juli 2021, sebanyak 63 pasien Covid-19 telah meninggal dunia di rumah sakit rujukan utama itu.
“Data (63 pasien Covid-19 yang meninggal dunia di RS Sardjito) itu data sejak Sabtu hingga Minggu (3-4 Juli),” kata Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan saat dikonfirmasi Tempo Minggu (4/7/2021).
Banu belum bisa merinci 63 pasien Covid-19 yang meninggal itu berapa banyak yang meninggal karena benar benar kehabisan oksigen dan berapa yang disebabkan karena kondisi klinis.