PURWODADI, GROBOGAN.NEWS-Pemerintah Kabupaten Grobogan membantah terkait beredarnya pemberitaan terjadinya lonjakan dratis kasus Covid-19 di Grobogan dalam sepekan yang mencapai angka 2.803 persen.
Sekretris Daerah Kabupaten Grobogan Moh. Sumarsono menegaskan, kabar lonjakan kasus Covid-19 yang mencapai 2.803 persen itu tidak benar. Ia memastikan hal tersebut karena terjadi kesalahan data.
“Ya,itu karena terjadi kesalahan data. Itu tidak benar pastinya ada kesalahan,” terang Sekda Moh. Sumarsono saat dikonfirmasi Joglosemarnews.com melalui jaringan seluler.
“Berdasarkan data pada minggu ke-23 kasus Covid-19 tercatat 228, kenaikan sekitar 90 persen. Ini pasti terjadi kesalahan yang nulis,” imbuh Sekda Grobogan.
Saat dikonfirmasi terkait terjadinya lonjakan Covid-19, Sekda mengungkapkan salah satu pemicunya adanya tradisi sungkeman dan hajatan.
Di sisi lain, dampak banyaknya jumlah pemudik di wilayah Kabupaten Grobogan. Ia mengungkapkan, pada momen Lebaran kemarin datanya pemudik yang tiba di Kabupaten Grobogan mencapai 12.000 orang.
“Salah satu pemicunya (lonjakan Covid-19) tradisi sungkeman dan hajatan,” imbuh Sekda.
Sebelumnya diberitakan, Gelombang lonjakan virus corona atau Covid-19 kian terasa menggema. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat terdapat 15 kabupaten/kota di Indonesia yang mencatatkan kenaikan Kasus Covid-19 tertinggi dalam pekan ini.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring, pada Selasa (15/6/2021), Kabupaten Grobogan merupakan menjadi daerah di wilayah di Indonesia dengan kenaikan kasus tertinggi mencapai 2.803 persen.
Selanjutnya, disusul Bangkalan dengan kenaikan kasus mencapai 715 persen. Terakhir, Demak dengan kenaikan kasus 485 persen.
“Jika dilihat secara umum 11 dari 15 kabupaten/kota ini memiliki perkembangan pembentukan posko yang masih rendah di bawah 50 persen posko terbentuk,” terang Wiku.
Wiku pun meminta daerah yang mengalami lonjakan kasus ini memaksimalkan pembentukan posko di tingkat kelurahan. Menurut Wiku, posko dibutuhkan untuk mengendalikan kasus di tingkat paling bawah.
Berikut daftar 15 kabupaten/kota di Indonesia dengan kenaikan kasus Covid-19 tertinggi dalam pekan ini berikut dengan data keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate atau BOR (data per 13 Juni 2021);
- Grobogan (Jawa Tengah)
Kasus naik: 2.803 persen
BOR 93,65 persen
- Bangkalan (Jawa Timur)
Kasus naik: 715 persen
BOR: 86,88 persen
- Demak (Jawa Tengah)
Kasus naik: 485 persen
BOR: 82,7 persen
- Jepara (Jawa Tengah)
Kasus naik: 241 persen
BOR: 73,33 persen
- Kota Bekasi (Jawa Barat)
Kasus naik: 192 persen
BOR: 73,82 persen
- Jakarta Barat (DKI Jakarta)
Kasus naik: 167 persen
BOR: 77,33 persen
- Jakarta Pusat (DKI Jakarta)
Kasus naik: 159 persen
BOR: 86,11 persen
- Jakarta Utara (DKI Jakarta)
Kasus naik: 128 persen
BOR: 81,21 persen
- Kota Depok (Jawa Barat)
Kasus naik: 111 persen
BOR: 66,16 persen
- Jakarta Timur (DKI Jakarta)
Kasus naik: 103 persen
BOR: 58,02 persen
- Jakarta Selatan (DKI Jakarta)
Kasus naik: 85 persen
BOR: 78,08 persen
- Sleman (DI Yogyakarta)
Kasus naik: 74 persen
BOR: 67,37 persen
- Kota Semarang (Jawa Tengah)
Kasus naik: 64 persen
BOR: 93,38 persen
- Kota Bandung (Jawa Barat)
Kasus naik: 60 persen
- BOR: 86,86 persen
Bandung Barat (Jawa Barat)
Kasus naik: 56 persen
BOR: 88,33 persen
Untuk menekan laju kasus Covid-19, Satgas juga terus mengingatkan masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan. Seperti #memakaimasker, #mencucitangan, dan #menghindarikerumunan.Arya