MAGELANG, GROBOGAN.NEWS–Soim (40), pegiat lingkungan hidup dari Desa Ngargoretno lereng Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, menjadi salah satu dari 21 nominasi penerima Kalpataru tahun 2021.
Hal ini tentunya menjadi kebanggaan warga Kabupaten Magelang patut bangga, karena salah satu putra terbaiknya, Soim dinilai sebagai sosok yang mampu menggerakkan masyarakat lereng Menoreh dalam upaya pelestarian lingkungan.
Kalpataru merupakan penghargaan tahunan dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan kepada individu maupun kelompok yang berjasa pada usaha merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan.
Soim yang juga dikenal sebagai pemilik objek wisata perah susu kambing etawa ini, sudah melakukan persiapan verifikasi nominasi Kalpataru 2021 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah.
Ada dua nominasi penerima Kalpataru dari Propinsi Jateng, selain Soim, seorang lagi berasal dari Kudus.
Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng, Ninik Damiyati yang dihubungi Kamis (27/5/2021) menjelaskan, Soim diusulkan karena dinilai mampu menggerakkan masyarakat di lereng Menoreh melakukan mitigasi bencana longsor.
Antara lain melalui penanaman atau rehabilitasi bukit Menoreh. Kemudian memasang alat deteksi dini bencana early warning system (EWS) sederhana dan sebagainya.
Juga mampu mengajak masyarakat untuk melestarikan bukit marmer di Menoreh dari upaya penambangan. Menjadi penggerak masyarakat terutama anak-anak muda, untuk melestarikan bukit marmer melalui kegiatan pariwisata berbasi masyarakat desa (Community based tourism), yang mengedepankan perpaduan antara konservasi, edukasi, wisata dan kearifan lokal.
Bahkan melalui sosok Soim, Desa Ngargoretno menjadi kampung iklim dimana tahun 2020 lalu memperoleh apresiasi dari Menteri LHK.
Sosok mas Soim menjadi salah satu tokoh penggerak program kampung iklim,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Magelang juga mengusulkan Soim sebagai salon penerima kalpataru tingkat Jateng.
“Ini masih proses, ada 21 nominasi yang diumumkan Kementerian LHK dan nantinya mengerucut hanya 10 orang penerima,” terang Ninik.
Soim saat dihubungi membenarkan, dirinya masuk sebagai nomine penerima Kalpataru 2021. Ia pun sudah mengikuti persiapan verifikasi calon penerima Kalpataru untuk katagori pembina lingkungan hidup.
“Saya sendiri tidak tahu apa yang mendasari. Mungkin atas pengamatan dari beberapa unsur, salah satunya dokumentasi yang saya posting di media sosial tentang kegiatan riil, Sehingga diikutkan dalam nominasi calon penerima Kalpataru,” katanya.
Verifikasi tentang kegiatan yang kami lakukan, kemungkinan akan dilaksanakan pada Juni mendatang oleh tim penilai.
Benar tidaknya kegiatan yang kami lakukan di masyarakat, seperti kegiatan Pokdarwis, poktan, membina relawan dan konservasi di desa Ngargoretno,” ujarnya.
Ia mengatakan, memang sudah banyak kegiatan yang dilakukan di desanya. Seperti mengkolaborasikan konservasi dengan kegiatan ekonomi melalui eduwisata.
Sehingga dari kegiatan tersebut, saya diminta oleh Provinsi Jateng untuk mewakili sebagai salah satu nominator pembina lingkungan. Bagaimana kami melakukan pembinaan terhadap kelompok masyarakat di kawasan lereng Menoreh,” beber Soim.
Namun, di sisi lain, tanpa atau ada Kalpataru, baginya yang utama adalah apa yang dilakukan bisa bermanfaat pada lingkungan dan masyarakat.
Bila kemudian negara memberikan apresiasi, saya sangat terima kasih. Bila tidak pun sudah menjadi prinsip hidup untuk selalu berbuat baik terhadap alam dan sesama,” kata bapak dua orang putra ini.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang Joko Sudibyo menilai, sosok Soim telah berhasil mengajak berbagai pihak di desanya untuk upaya konservasi atau menjaga lingkungan dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, yang bernilai mitigasi bencana dan ekonomi masyarakat.
Sehingga kang Soim oleh DLHK Propinsi Jateng dinilai layak diajukan ke tingkat nasional,” ucapnya.
Soim juga dipandang mampu mengajak beberapa pihak di desa Ngargoretno melakukan konservasi, menjaga lingkungan dalam rangka mengurangi terjadinya bencana. Konservasi tersebut mampu dikemas dalam berbagai kegiatan ekonomi masyarakat, salah satunya lewat wisata.F. Lusi