BATANG, GROBOGAN.NEWS-Nestle Indonesia sebagai perusahaan susu dan produk minuman, membangun pabrik baru di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Batang Industrial Park.
PT Nestle Indonesia pun menggelontorkan US$ 220 juta atau setara Rp 3,1 triliun (kurs Rp 14.500). Modal tersebut dipakai untuk membangun pabrik Nestle Bandaraya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dan perluasan pabrik.
Presiden Direktur Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar mengatakan investasi tersebut menunjukkan komitmen perusahaan terhadap Indonesia.
“Keputusan Nestle Indonesia untuk menginvestasikan US$ 220 juta untuk pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik-pabrik kami yang ada saat ini merupakan bukti komitmen jangka panjang kami di Indonesia,” kata dia dalam acara peletakan batu pertama pabrik Nestle Bandaraya yang disiarkan melalui saluran YouTube BKPM, Kamis (20/5).
Dimulainya pembangunan pabrik baru ditandai proses peletakan batu pertama pabrik baru yang disebut Bandaraya di Batang ini akan dibangun di atas tanah seluas 20 hektare.
Nestle Indonesia akan merealisasikan investasi sebesar USD 220 juta untuk pembangunan pabrik baru ini.
Pada acara ini, juga diresmikan perluasan fasilitas di tiga pabrik lainnya yaitu pabrik Nestle Indonesia di Karawang (Jawa Barat), Kejayan-Pasuruan (Jawa Timur) dan Panjang (Lampung).
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap dengan kehadiran pabrik Nestle Indonesia di Batang mendukung upaya penurunan angka pengangguran.
“Saya percaya pabrik baru akan memberikan kesempatan bagi penyerapan tenaga kerja, sehingga mendukung upaya penurunan angka pengangguran,” jelas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam sambutannya.
Nantinya, pabrik baru Nestle tersebut bakal mengolah susu segar dan krim, kopi, cokelat dan kembang gula. Pabrik baru tersebut juga bakal memiliki kapasitas produksi 775 ton per tahun.
Ganjar berharap, apabila telah beroperasi secara penuh, Nestle dapat bekerjasama dengan peternak Jawa Tengah untuk menyediakan bahan baku susu segar.
Sementara itu, Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengapresiasi PT Nestle. Sekalipun pandemi belum selesai, tapi animo melakukan ekspansi dan membangun pabrik baru terus dilakukan.
“Tahun ini ditargetkan pertumbuhan ekonomi 5 persen. Pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi 30 persen investasi. Nestle membuktikan perannya untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Bahlil saat acara ground breaking yang disiarkan secara virtual.
Selain itu, apresiasi juga diberikan kepada PT Nestle lantaran model bisnis yang dikelola akan mengandalkan dan melibatkan masyarakat setempat. Misalnya, dengan peternak lokal agar mereka terkena imbas dengan adanya perusahaan besar yang berinvestasi di Batang.
Nestle yang merupakan perusahaan dari Swiss bertekad, bahan baku yang digunakan bukan impor. Melainkan dari warga lokal. Peternak sapi di kecamatan hingga desa pun menikmati hasilnya.
Bahlil menerangkan perputaran uang yang diterima petani dari hasil pembeliaan susu oleh Nestle Indonesia bisa mencapai Rp 4,5 miliar. Sehingga, perbulan bisa mencapai Rp 100 miliar perputaran dana di Jateng terutama di Batang.Arya