GROBOGAN.NEWS Solo

Sudah Dihantam Pandemi, Petani Ikan di WKO Sragen Ini Masih Dihadapkan Pada Harga Pakan yang Meroket dan Harga Jual Ikan yang Anjlok!

Petani Karamba di WKO Dukuh Boyolayar, Sumberlawang, Sragen. Foto/Wardoyo
Petani Karamba di WKO Dukuh Boyolayar, Sumberlawang, Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Di tengah cobaan pandemi Covid-19, nasib para petani ikan di Waduk Kedung Ombo, Sumberlawang, Sragen ini masih dihimpit dengan anjloknya harga jual ikan dan meroketnya harga pakan ikan.

Keluhan itu salah satunya dirasakan petani Karamba di wilayah Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang. Kades Ngargosari, Sriyono mengungkapkan saat ini kondisi petani Karamba benar-benar terpuruk.

“Semua petani karamba pada ngeluh Mas. Harga jual ikan karamba sangat murah sedangkan harga pakan saat ini sangat mahal,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (5/4/2021).

Ia menerangkan saat harga jual ikan dihargai murah dan anjlok drastis. Untuk jenis ikan Nila Merah yang biasanya di atas Rp 30.000 kini hanya dihargai Rp 23.000 perkilogram.

Kemudian jenis Tombro yang biasanya di atas Rp 30.000, kini harganya juga hanya Rp 23.000 perkilogram.

Sedangkan, harga pakan melonjak cukup signifikan. Saat ini, harga pakan perkarung mencapai Rp 320.000 volume 50 kilogram.

Kebutuhan pakan untuk ikan yang sudah besar bisa menghabiskan satu karung per dua hari. Dalam satu Karamba, dari awal sampai panen umur tiga bulan, bisa menghabiskan 4 ton pakan.

“Sudah seminggu ini harga jual merosot. Kami nggak tahu apakah harga jual sangat murah ini karena terpengaruh adanya dampak Covid-19 atau apa. Mungkin banyak orang yang tidak membeli lalu banyak toko dan rumah makan yang tutup atau gimana kami kurang tahu,” ujarnya.

Para petani kini dihadapkan situasi dilematis. Sebab Petani sudah terlanjur membudidaya ikan hingga besar dan menghabiskan banyak biaya. Akan tetapi akan merugi jika dilepas dengan harga jual yang sangat murah.

Petani hanya bisa pasrah dan sebagian terpaksa menjual ikan dengan harga murah karena terdesak kebutuhan ekonomi dan angsuran.

“Apalagi saat ini kalau mencari pekerjaan lain saat ini juga susah. Dari dulu arga kami memang keahliannya memang budidaya ikan karamba,” jelasnya.

Sriyono menjelaskan di Desa Ngargosari Sumberlawang, jumlah warga yang membudidayakan ikan karamba berjumlah sekitar puluhan orang. Mereka terfokus di wilayah Dukuh Boyolayar.

Namun kondisi yang sama juga dirasakan hampir semua petani Karamba di wilayah WKO. Di mana jumlah petaninya mencapai ratusan.

“Harapan kami dari Pemkab atau dinas terkait bisa membantu kesulitan petani ini. Entah membantu bibit ikannya atau dibantu dengan pakannya atau mendorong harga jual agar stabil. Menurut kami itu akan sangat membantu agar warga kami bisa bertahan hidup di tengah pandemi ini,” tandasnya. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/04/ratusan-petani-karamba-wko-sragen-menjerit-harga-ikan-anjlok-drastis-hingga-rp-23-000-tapi-harga-pakan-meroket-tajam/