GROBOGAN.NEWS Umum

Pemuda Berusia 21 Tahun Ini Nekat Potong Alat Kelaminnya Sendiri, Ternyata Punya Gangguan Jiwa. Sempat Dibawa ke Rumah Sakit tapi Ditolak

Ilustrasi. Foto: pixabay.com

CIANJUR, GROBOGAN.NEWS Seorang pemuda berusia 21 tahun di Cianjur, Jawa Barat, nekat memotong alat kelaminnya sendiri hingga putus. Aksi itu dilakukannya secara diam-diam. Diketahui pemuda itu mengidap gangguan jiwa.

Pemuda berinisial S (21) itu merupakan warga Kampung Wangun, Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ia sempat dibawa oleh pihak keluarga ke RSUD Cianjur setelah memotong alat kelaminnya sendiri, Kamis (18/2/2021). Namun pihak rumah sakit menolak memberi perawatan dengan alasan tidak memiliki ruangan untuk menangani pasien dengan gangguan jiwa.

“Pihak RSUD menyebut tidak ada ruangan untuk orang gangguan jiwa,” kata H Solah, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bunikasih, yang mengaku sempat bersitegang dengan pihak rumah sakit karena menolak merawat S.

Pihak RSUD Cianjur, lanjut Solah, lantas menyarankan agar S dibawa berobat ke rumah sakit di Bandung. “Tapi karena tidak ada biaya untuk berobat ke Bandung, akhirnya S dibawa pulang,” tambahnya.

Sementara terkait insiden potong alat kelamin, pihak keluarga mengungkapkan, S melakukannya di dalam kamar tanpa sepengetahuan orang lain.

Sepupu S, Junaedi (29), mengatakan bahwa saudaranya itu sejak beberapa bulan terakhir selalu mengurung diri dan melamun. “Tapi dia tidak pernah mengatakan keinginannya,” ujar Junaedi.

Selain itu, S juga kini kerap mengamuk sehingga pihak keluarga tidak memiliki pilihan selain mengikat kedua tangannya. “Tadi juga pas ikatannya dilepas mengamuk, terpaksa kami mengikatnya lagi,” ujarnya.

Kepala Desa Bunikasih, Memed, mengatakan S mengalami gangguan jiwa sejak beberapa bulan terakhir. Ia tak mengetahui penyebabnya hingga pemuda ini stres berkepanjangan.

“Dia mengalami gangguan jiwa tapi tidak dari lahir,” kata Memed dikutip Tribunnews dari TribunJabar.id.

Memed mengatakan, saat kejadian S sempat dibawa ke RSUD Cuinjur, namun pihak RSUD merujuk korban untuk dibawa ke RS di Bandung.

“Karena tidak ada biaya untuk sementara korban dibawa pulang ke rumah, saat ini kami pihak pemerintah desa sedang mengupayakan untuk biaya berobat korban di Bandung,” kata Memed.

www.tribunnews.com