BATANG, GROBOGAN.NEWS-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang saat ini sedang fokus mendata calon penerima vaksin khusus tenaga pelayanan publik, karena seringnya berinteraksi dengan banyak orang, dinilai rawan terpapar COVID-19.
Kepala Dinkes Batang Muchlasin mengatakan, pihak-pihak yang diprioritaskan adalah anggota DPRD, Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI-Polri dan para jurnalis.
Mereka harus didahulukan karena setiap hari melayani masyarakat langsung sekaligus sebagai contoh, namun tetap menunggu vaksin yang akan dikirim dari Provinsi Jawa Tengah.
“Kebutuhan vaksin bagi para tenaga pelayanan publik di Batang mencapai 23.900 dosis, sedang saat ini baru datang 12.000 dosis,” ungkap dia.
“Kemungkinan vaksin yang datang akan bertahap, jadi kita seleksi mana saja yang harus didahulukan,” katanya, saat ditemui di Kantor Dinkes Kabupaten Batang, Jumat (19/2).
Ia menegaskan, untuk waktu pelaksanaan vaksinasi masih menunggu kepastian dari Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan data, Lanjut dia, jumlah lansia dan pelayan publik di Jawa Tengah mencapai 5,3 juta orang.
Sedangkan vaksin akan dikirim dalam beberapa termin, untuk termin pertama sekitar 1,2 juta dosis.
Para pedagang tidak perlu khawatir, karena akan tetap memperoleh vaksin, hanya saja waktunya tidak bersamaan dengan pelayan publik lainnya.
“Yang jelas mereka masuk untuk divaksin pada tahap kedua. Pengertian pedagang pasar tidak hanya mereka yang berdagang di dalam pasar saja, tapi semuanya termasuk pemilik toko yang ada di lingkungan pasar,” terangnya.
Pihak Dinkes sampai saat ini masih menunggu kiriman data jumlah pedagang secara keseluruhan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM, agar terdapat kepastian nama penerima vaksin.
Sementara ditemui secara terpisah, Kepala Diskominfo Batang, Triossy Juniarto mengutarakan, sasaran utama vaksinasi tahap kedua meliputi tenaga pelayanan publik, seperti TNI-Polri dan ASN serta tenaga pendidik yang harus memperoleh prioritas.
Yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, para jurnalis atau wartawan karena dinilai rentan terhadap penularan COVID-19.
“Wartawan itu kan meliput berita, ketika melaksanakan tugasnya kemungkinan untuk tertular COVID-19 bisa saja terjadi,” jelasnya.
Dijelaskannya, jumlah wartawan yang tercatat 30 orang, namun karena ada beberapa di antara mereka yang wilayah tugasnya meliputi lintas kabupaten/kota, maka yang terdaftar baru 6 orang.
“Enam wartawan itu terdiri dari media televisi 1 orang, online 1 orang, cetak 4 orang,” jelas dia.
“Itu pun dimungkinkan masih bisa bertambah lagi karena beberapa pertimbangan, sedangkan yang lain sudah mendaftar di daerah domisili masing-masing,” ungkapnya.
Ia mengimbau, agar para rekan media selalu mematuhi protokol kesehatan saat bertugas, sehingga tetap aman dan nyaman serta terbebas dari paparan COVID-19.
“Selalu pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak yang wajib dilakukan teman-teman wartawan,” terang dia.
“Sebab kita tidak tahu penularannya bersumber dari mana dan sampai saat ini vaksin sebagai bentuk upaya saja untuk meminimalkan penyebaran COVID-19,” tandasnya.