TOROH, GROBOGAN.NEWS-Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan pencermatan khusus produk olahan cabai asal Kabupaten Grobogan yang berhasil menembus pasar ekspor.
Pihak Kementan pun sangat mengapreasi kinerja KWT Makendang Jaya yang diketuai oleh Endang di Desa Genengadal, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
Perempuan yang pintar bergaul, murah senyum, dan pandai bahasa Inggris bercerita awal usahanya terinsprisasi dari kebiasaan sang ibu yg suka mengeringkan cabai dalam kantong plastik.
Kini, usaha sambal bubuk dengan merek Chilia telah berkembang pesat dan telah dipasarkan ke berbagai kota, seperti Kabupaten Blora, Rembang, Pati, Semarang, Malang, bahkan telah menjangkau pasar ekspor di Malaysia.
Menurut Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto yang ditemui di sela kunjungan kerjanya di Jawa Tengah mengaku sangat bangga dengan kiprah dan dedikasi KWT ini.
Kementan, dalam hal ini Ditjen Hortikultura, cukup all out mendukung usaha tersebut dengan mengalokasikan sarana pengolahan cabai yang diberikan pada 2019 dan terbaru, yaitu solar dome dryer pada 2020.
Kedua bantuan tersebut sangat membantu proses pengeringan cabai sampai dengan siap olah.
“Saya hadir di sini ditugaskan oleh Bapak Menteri ke lapangan sekaligus melihat potensi ekspor dari masing-masing kabupaten. Produk cabai olahan ibu Endang ini sudah sangat luar biasa. KWT-nya aktif dan ulet berinovasi dan mencari pasar,” kata Anton, panggilan akrab Dirjen muda ini, dikutip dari siaran pers, Jumat (25/6).
Beliau berharap produk olahan ini bisa go international dan mampu ekspansi ke pasar Eropa saat pameran fruit and coffee yang rencananya diselenggarakan pada tahun ini.
Endang sekaligus kepala usaha KWT menyampaikan bahwa sangat terbantu dengan bantuan dari Ditjen Hortikultura selama ini. Bahkan, solar dome dryer mampu mengeringkan 50 kilogram (kg) cabai segar 3-5 hari saja dibandingkan cara konvensional,” ujarnya.
Dengan biaya produksi yang tidak terlalu tinggi, harga jual sambal Chilia ini pun sangat terjangkau, yaitu Rp 10.500 per botol, dengan aneka rasa seperti teri, udang, cumim, dan original. Bahkan, kemasan saset hanya Rp 1.000.
Tidak hanya berhenti pada satu jenis produk, KWT juga terus berupaya melakukan inovasi dan menjalin berbagai kerja sama untuk dapat memasarkan produknya.
Dengan citarasa yang nikmat, tidak salah jika Prihasto mengharapkan produk ini terkenal bukan hanya di Indonesia, bahkan di dunia dengan slogan “Dari Grobogan Cabai Lokal Mampu Mendunia”.RIS