BANJARNEGARA, GROBOGAN.NEWS-Bagi sebagian besar masyarakat, singkong merupakan bahan dasar aneka makanan ringan maupun kue.
Namun, di tangan Johan Irawan warga Desa Punggelan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, singkong diolah menjadi gula cair yang sehat dan berkualitas.
Komoditas singkong yang melimpah di Desa Punggelan mendorong Johan Irawan yang sehari-hari berprofesi sebagai guru biologi di SMK Darunajah itu, berinovasi membuat gula cair berbahan singkong.
Meskipun sempat mengalami beberapa kali kegagalan pada awal pembuatannya pada 2011, namun tidak menyurutkan semangat Johan untuk terus berinovasi.
“Gula singkong lebih sehat dan mempunyai beberapa kelebihan dibanding gula pasir berbahan tebu. Bahan dan proses pembuatan gula singkong 100 persen alami, glukosanya rendah dan mudah larut dalam air,” kata Johan saat dikunjungi Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di rumahnya, Rabu (5/5) kemarin.
Sembari memperlihatkan proses pembuatan gula singkong kepada Wagub, Johan menjelaskan berbagai keunggulan gula singkong dibanding gula tebu.
Yakni rasa manis gula singkong dua kali lebih manis dibanding gula pasir sehingga lebih hemat, tidak mengubah rasa asli makanan atau minuman, lebih mudah larut dalam air, tidak mengandung bahan pengawet maupun pemutih.
“Untuk.pemasarannya, sekarang sudah sampai Jakarta, Depok, Bogor, juga Solo. Biasanya dipesan oleh industri-industri yogurt dan kue,” katanya.
Hingga saat ini, lanjut Johan, di Indonesia ada tiga pabrik yang memproduksi gula singkong, yakni Colegon, Tarakan, dan Surabaya. Sehingga apabila produk UKM gula singkong di Banjarnegara lebih dikembangkan, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Punggelan dan sekitarnya.
Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen mengapresiasi inovasi Johan Irawan yang telah berhasil mengolah singkong menjadi pemanis alternatif, bahkan telah menembus pasar luar Jateng, seperti Jakarta, Depok, dan Bogor. Dalam kesempatan itu, wagub turut mempromosikan gula singkong sebagai pemanis alternatif yang sehat kepada masyarakat melalui vlog.
“Saya dikabari bahwa di Banjarnegara ada warga yang memproduksi atau mengelola singkong menjadi gula cair. Kita promosikan barang-barang produksi anak bangsa, termasuk dari Banjarnegara. Insyaallah akan meningkatkan produksinya,” katanya.
Gus Yasin, sapaan Wagub, menjelaskan, harga gula singkong memang sedikit lebih mahal dari gula pasir berbahan tebu, yakni sekitar Rp45 ribu per satu botol berisi satu liter gula cair.
Kendati harganya lebih tinggi, namun banyak kelebihan yang didapat dari mengonsumsi gula singkong. Selain itu, bahan dan proses produksinya masih alami, dan memasaknya pakai arang.
“Kemasan botol ini kalau bisa dilengkapi dengan alamat produsen supaya pembeli tahu ini produk Banjarnegara. Promosikan juga lewat media sosial seperti Face Book, Instagram, dan lainnya. Kalau tidak punya medsos, pakai medsos putra-putrinya, unggah foto gula singkong ini supaya jangkauan pemasarannya lebih luas,” pinta Gus Yasin.
Ia mengatakan, UKM gula singkong tersebut telah mengantongi Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT).
Bahkan Dinas Koperasi dan Kanwil Kemenag setempat sudah melakukan pendampingan guna pengembangan usaha. Sementara itu, Pemprov Jateng melalui dinas terkait juga siap memfasilitasi pelaku UMKM gula singkong mengurus sertifikat halal, dan sebagainya. Dian | Satria