GROBOGAN.NEWS Solo

Lima Rumah Sakit Swasta di Sragen Siap Tampung Pasien Covid-19

Ilustrasi memakai masker saat pandemi virus corona. Pixabay

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Sebanyak lima rumah sakit swasta di Sragen menyatakan diri siap menampung pasien positif Covid-19. Namun kapasitas tempat tidur disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah sakit.

Lima Rumah Sakit Swasta di Sragen tersebut di antaranya adalah RSI Amal Sehat, RSU Rizki Amelia, RSU Mardi Lestari, RSU PKU Muhammadiyah dan RSU Assalam Gemolong.

Diketahui, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen sebelumnya telah melayangkan surat kepada rumah sakit-rumah sakit swasta di Sragen.

Surat itu dilayangkan terkait kesanggupan menyediakan tempat isolasi bagi pasien covid-19.

“Kemarin kita minta direktur RS untuk menjawab surat dari DKK kesanggupan disertai dengan jumlah bed,” kata Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Sabtu (16/1/2021).

Bupati Yuni menguraikan surat kesanggupan itu baru akan masuk ke DKK besok Senin, (18/1/2021). Meski demikian, bupati mengatakan rata-rata rumah sakit itu sudah melaporkan desain untuk isolasi covid-19.

Ia menyebut RSU Mardi Lestari menyanggupi 15 bed, Rizki Amalia 10 bed, RSI Amal Sehat 16 bed.

Namun untuk RSU Assalam dan RSU PKU Muhammadiyah, bupati mengaku belum bertemu dengan masing-masing direktur.

“Jika ada penambahan jumlah bad sebanyak 35 bed saja dari RS swasta, Kabupaten Sragen sudah bisa memenuhi kebutuhan bed,” jelasnya.

Lebih lanjut, bupati menyampaikan RS swasta yang akan digunakan akan menampung atau merawat pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Sementara pasien dengan gejala berat tetap harus dirujuk ke dua RSUD di Kabupaten Sragen baik di Sragen atupun Gemolong. Hal ini dikarenakan RS rujukan sudah lengkap untuk sarpras.

Pasien dengan gejala berat tetap ke rumah sakit rujukan yang karena fasilitasnya sudah memadai dan rumah sakit swasta belum.

“Dua RSUD dengan tekanan negatif semua sudah bisa, RS swasta masih beberapa yang belum bisa. Sasaran dan targetnya gejala ringan dan sedang untuk RS swasta,” katanya.

Yuni mengakui saat ini memang setiap pasien yang akan masuk RS memang sulit. Hal ini dikarenakan RS baik swasta ke rumah sakit rujukan melalui sistem.

Sistem ini, baru pasien ditanya mengenai identitas, gejala, sudah dilakukan tindakan apa saja sehingga jadi lebih detail dan tidak sembarang masuk RS.

“Banyaknya orang menunggu di IGD untuk mendapatkan bed. Kalau dia sudah masuk ke sistem tidak mungkin ditempati orang lain karena sudah menggunakan sistem tadi, jadi langsung masuk tapi akhirnya lama,” pungkasnya. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di  https://joglosemarnews.com/2021/01/456088/