YOGYAKARTA, GROBOGAN.NEWS-Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya pada Rabu (27/1/2021) hari ini. Setelah sempat memuntahkan 14 kali awan panas guguran sejak pagi, Gunung Merapi mengeluarkan letusan besar pada siang sekira pukul 13.45 WIB.
Kolom abu vulkanik berukuran raksasa terlihat membumbung tinggi hingga dapat dilihat dengan jelas dari wilayah Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto dan video letusan Merapi yang memperlihatkan kolom abu vulkanik dan awan panas yang menutupi permukaan Gunung Merapi pun banyak beredar di media sosial.
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam laporan pengamatannya, mencatat terjadinya 14 kali guguran awan panas (APG) selama periode pengamatan pukul 06.00-10.00 WIB.
Guguran awan panas tersebut meluncur hingga sejauh 1.500 meter ke arah barat daya atau menuju ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
Disampaikan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, akibat guguran awan panas tersebut, hujan abu dilaporkan hingga ke wilayah Kabupaten Boyolali.
“Akibat awan panas ini, dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Boyolali kota,” kata Hanik melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu (27/1/2021).
Hanik pun meminta kepada masyarakat di sekitar kaki Gunung Merapi agar mengantisipasi adanya gangguan yang mungkin ditimbulkan dari abu vulkanik tersebut.
Sementara itu dalam laporan pengamatan yang dilakukan BPPTKG, awan panas guguran pada Rabu pagi hari ini keluar pertama kali pada pukul 06.03 WIB, dengan guguran selanjutnya terjadi dalam interval waktu beberapa menit hingga satu jam.
Berikut ini rincian terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi pada Rabu (27/1/2021):
- Pukul 06.03 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 83 detik. Jarak luncurnya diperkirakan sejauh 800 meter ke barat daya dengan tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.
- Pukul 06.08 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 43 mm dan durasi 111 detik. Awan panas meluncur ke Kali Karasak dan Boyong dengan jarak luncur 1.000 meter dan tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur.
- Pukul 06.21 WIB dengan amplitudo 45 mm dan durasi 117 detik dan jarak luncur 1.000 meter ke arah barat daya.
- Pukul 06.28 WIB dengan amplitudo 43 mm dan durasi 112 detik. Jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya.
- Pukul 06.53 WIB yang tercatat dengan amplitudo 39 mm dan durasi 125 detik. Jarak luncur teramati sejauh 1.200 meter ke arah barat daya atau Kali Krasak dan Boyong.
- Pukul 07.00 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 121 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.
- Pukul 07.29 WIB yang tercatat dengan amplitudo 50 mm dan durasi 139 detik, dan jarak luncur 1.300 meter.
- Pukul 08.11 WIB yang tercatat dengan amplitudo 30 mm dan durasi 197 detik, dan jarak luncur 1.500 meter.
- Pukul 08.22 WIB yang tercatat dengan amplitudo 30 mm dan durasi 127 detik, dan jarak luncur 1.500 meter.
- Pukul 08.30 WIB yang tercatat dengan amplitudo 34 mm dan durasi 134 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.
- Pukul 09.08 WIB yang tercatat dengan amplitudo 32 mm dan durasi 126 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.
- Pukul 09.19 WIB yang tercatat dengan amplitudo 30 mm dan durasi 113 detik, dan jarak luncur 1.200 meter.
- Pukul 09.31 WIB yang tercatat dengan amplitudo 20 mm dan durasi 112 detik, dan jarak luncur 1.000 meter.
- Pukul 09.42 WIB. Awan panas guguran ini tercatat dengan amplitudo 15 mm dan durasi 90 detik. Jarak luncur 900 meter ke arah barat daya.
Sebelumnya, pada Selasa (26/1/2021) petang hingga tengah malam, pukul 18.00-24.00 WIB dilaporkan juga terjadi 11 kali awan panas guguran.
Hanik mengatakan, meski terpantau intensif, letusan awan panas tersebut dinilai masih dalam batas normal. Gunung Merapi juga masih dalam status Siaga.