GROBOGAN.NEWS Semarang

Solusi Penanganan Banjir di Mangkang Jadi Program Prioritas Pemkot Semarang

Banjir yang terjadi di Mangkang pada Kamis (4/11/2021) malam lalu mengakibatkan jebolnya tanggul Sungai Plumbon selebar lima meter. Pihak DPU Kota Semarang langsung menerjunkan tim untuk memperbaiki tanggul jebol tersebut. Foto : Ist

SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Penanggulangan terjadinya persoalan banjir di wilayah Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu terus diupayakan Pemerintah Kota Semarang.

Kini, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat telah melaksanakan kebijakan anitisipasi terjadinya banjir susulan.

Seperti diketahui, selama 2021, diketahui tanggul Sungai Plumbon mengalami jebol sebanyal dua kali. Terakhir, tanggul sungai tersebut jebol pada 4 November lalu.

Kebijakan tersebut dengan memperbaiki tanggul Sungai Plumbon di Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, ditutup sementara dengan menggunakan karung berisi pasir.

Sebelumnya di area wilayah Kota Semarang bagian barat tersebut seringkali masih diterjang banjir bandang akibat sungai yang meluap saat musim hujan.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi kepada para awak media mengungkapkan, persoalan banjir di Mangkang memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemkot Semarang.

Ada dua persoalan yang belum terselesaiakan yakni normalisasi Sungai Plumbon dan Beringin. Menurut dia, hingga kini normalisasi Sungai Beringin sudah dalam tahap pengerjaan. Sementara pekerjaan tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan 2022.

Kemudian, Sungai Plumbon saat ini masih menjadi persoalan klasik penyebab banjir. Limpahan air dari kabupaten lain yang berada di wilayah atas masuk ke Semarang.

“PR setelah Beringin selesai, kami selesaikan Plumbon,” ucap Hendi kepada awak media, kemarin.

Menurut Hendi, muara sungai yang semakin mengecil membuat air melimpas ke permukiman warga saat debitnya besar.

Ia menjelaskan jika normalisasi sungai perlu dukungan dan peran serta masyarakat terutama dalam pembebasan lahan. Jika pembebasan lahan tidak segera berjalan, normalisasi pun akan semakin lama.

“Pembebasan lahan nanti tetap dengan konsep ganti untung. Tapi, kalau masyarakat tidak mau melepas, proyeknya ya tidak bisa berjalan lancar,” imbuh dia.

Sementara itu, Kepala DPU Kota Semarang, Sih Rianung mengatakan, banjir yang terjadi di Mangkang pada Kamis (4/11) malam lalu mengakibatkan jebolnya tanggul Sungai Plumbon selebar lima meter. Kemudian, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk memperbaiki tanggul jebol tersebut.

“Kemarin jebol selebar lima meter. Hari ini perbaikan. Sementara pakai karung berisi pasir dulu. Karung sudah kami titipkan di kecamatan, namun kami tetap membantu penanganannya,” terang Rianung.

Menurut Rianung, Sungai Plumbon memang perlu dilakukan normalisasi. Sungai tersebut tidak masuk kewenangan Pemerintah Kota Semarang, melainkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. BBWS, kata dia, sudah memasukan program normalisasi Sungai Plumbon, hanya saja belum direalisasikan.

Saat ini, BBWS tengah melakukan normalisasi Sungai Beringin yang juga berada di wilayah Mangkang. Menurutnya, Sungai Beringin juga perlu diantisipasi mengingat pada tahun 2020 lalu sempat jebol beberapa kali dan mengakibatkan banjir di wilayah Mangkang.

“Tahun lalu tidak hanya Plumbon, Beringin juga jebol sampai lima kali,” terangnya.

Pihaknya menyiapkan berbagai peralatan mitigasi bencana mengantisipasi dua sungai tersebut kembali jebol. Rianung juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada terutama saat terjadi hujan lebat di wilayah Mangkang dan sekitarnya.KAS

Exit mobile version