GROBOGAN.NEWS Solo

Setelah Kasusnya Mencuat dan Jadi Urusan Polisi, Wanita Pengelola Arisan Online “Aleghoz” Kabur

Sejumlah korban arisan online di Sragen / Foto: Wardoyo

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS Wanita pengelola dan owner arisan online “Aleghoz” yang telah memakan banyak korban di Sragen, berinisial DV (20) akhirnya kabur setelah kasusnya mencuat dan dilaporkan ke Polres Sragen.

DV (20) asal Ngrampal, Sragen itu dilaporkan sudah tidak berada di rumahnya sejak arisan mulai macet dan diburu pertanggungjawaban dari member.

“Waktu kami nggeruduk ke rumahnya di Ngrampal, beberapa hari lalu, dia sudah enggak ada di rumah. Enggak ada yang tahu di mana. Tapi ada informasi dia (DV) sudah kabur ke Bekasi,” papar salah satu korban, Etik Purwanti (37) asal Mojomulyo RT 2/10, Mojomulyo, Sragen kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (26/8/2021).

Dia mengatakan, aksi menggeruduk ke rumah itu terpaksa dilakukan sejak arisan macet di awal bulan Juli 2021.

Karena arisan makin tak beres, beberapa member kemudian berusaha meminta pertanggungjawaban dari owner atau DV.

Namun upaya mengontak dan mendatangi rumahnya, selalu berakhir dengan janji tanpa ada realisasi pembayaran. Hingga akhirnya para korban memutuskan untuk melaporkan ke Polres Sragen pada 16 Agustus kemarin.

Etik mengaku sudah dipanggil penyidik Polres dua hari lalu. Di hadapan penyidik, ia juga membeber beberapa bukti rincian setoran uangnya ke owner arisan. Ia sodorkan pula bukti-bukti setoran arisan yang ia ikuti sejak Juni 2021 senilai total Rp 160 juta.

“Jadi saya nggak ikut yang reguler ataupun istilahnya pot get, pot get. Saya ikutnya hanya sebagai investor investasi. Totalnya yang saya setor sudah Rp 160 juta dan belum ada yang kembali,” tukasnya.

Etik masih berharap ada itikad baik dari pengelola untuk mau bertanggungjawab. Langkah melapor ke Polres diharapkan bisa memfasilitasi mediasi agar ada pengembalian kepada korban.

Namun jika tidak ada itikad baik, tidak ada jalan lain kecuali memang proses hukum.

Korban lain, Agung (28) asal Sukodono, juga mengaku bergabung sejak Desember 2019 dan juga ambil banyak slot. Awalnya, semua berjalan lancar dan ia bisa mendapat arisan sesuai sistem.

Namun sekitar sebulan lalu, gelagat pengelola mulai tidak beres dan arisan mulai macet. Dari catatannya, uangnya yang belum kembali ada sekitar 10 slot dengan total sebesar Rp 160 juta.

“Saya tertarik karena kebetulan dia pelanggan toko saya. Awalnya kenal deket dan tawar-tawaran seperti itu dan saya ikut. Kalau dari awal saya sudah pernah dapat tapi ya saya masukkan ke sana juga. Kerugian saya terakhir yang belum kebakar 10 slot total Rp 160 juta,” jelasnya.

Sama halnya Etik dan korban lain, Agung juga berharap ada itikad baik dari pengelola untuk bertanggungjawab mengembalikan uang member. Namun jika tidak ada itikad baik, maka berharap bisa diproses hukum.

“Saya pernah datang ke rumahnya tanggal 15 Juli kemarin, minta pertanggungjawaban baik-baik. Dia sudah beritikad dan buat surat perjanjian mau bayar paling lambat 5 Agustus. Tapi sampai batas akhir nggak ada pelunasan sama sekali,” urainya.

Sebelumnya, Kapolres AKBP Yuswanto Ardi menyampaikan penyidik sudah bergerak mendalami kasus dugaan penipuan investasi berkedok arisan online “Aleghoz” di Sragen.

Sebanyak 4 korban sudah resmi melapor dan diperiksa oleh penyidik di Mapolres Sragen.

“Ada empat korban yang lapor ke kita. Hari ini kita akan laksanakan pemeriksaan terhadap korban dan saksi-saksi,” paparnya.

Kapolres menguraikan sejauh ini ada empat korban yang melapor ke Polres. Mereka semuanya mengadukan uang investasi mereka yang tidak kunjung cair.

Para korban mengklaim total kerugian mencapai Rp 4 miliar dari sekitar 50 member yang menjadi korban. Namun terkait potensi kerugian itu, polisi masih akan melakukan pendalaman dan penghitungan.

“Nanti kita hitung (kerugian pastinya),” terangnya.

Kapolres menguraikan modus arisan online maupun fiktif marak terjadi akhir-akhir ini.

Diduga para pelaku menggunakan momentum pandemi dimana banyak orang mengalami kesulitan ekonomi sehingga mudah diiming-imingi keuntungan.

“Jadi memang untuk arisan fiktif juga di beberapa wilayah lainnya, memang memanfaatkan situasi psikologis masyarakat di tengah pandemi yang secara ekonomi serba sulit. Sehingga dengan adanya iming-iming keuntungan yang luar biasa, tentunya akan menjebak para korban untuk akhirnya mengikuti arisan,” bebernya.

Sementara, sebelumnya sejumlah anggota arisan online “Aleghoz” di Sragen menggeruduk Polres setempat, Senin (16/8/2021). Mereka mengadukan pengelola arisan berinisial DV (20) atas dugaan penipuan dan penggelapan.

Tak tanggung-tanggung, diperkirakan ada 50an member arisan yang menjadi korban dengan total kerugian disebut mencapai Rp 4 miliar. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/08/digeruduk-korban-pengelola-arisan-online-aleghoz-sragen-mendadak-menghilang-disebut-kabur-ke-bekasi/