GROBOGAN.NEWS Solo

Data di Pusat Tidak Sinkron Bikin Sragen Bertahan di Level 4. Ada Selisih Angka 1.500

Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Foto/Wardoyo

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS Ketahun sudah mengapa kabupaten Sragen masih nangkring di level 4, padahal kenyataan di lapangan, jumlah kasus sudah jauh menurun.

Usut punya usut, ternyata validitas data Covid-19 di pusat dan Kementerian Kesehatan yang  tidak sinkron dengan kondisi di lapangan.

Di Sragen, ditemukan data yang tercatat di pusat ternyata ada selisih ribuan kasus positif lebih banyak dengan data riil di lapangan.

Hal itu yang ditengarai akhirnya membuat angka kasus Covid-19 Sragen masih tercatat tinggi di pusat.

“Harapannya minggu depan kita sudah nggak level 4 lagi deh. Karena tadi sama-sama kepala daerah se-Soloraya curhat kok Soloraya masih level 4 ya,” papar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, kepada wartawan Rabu (18/8/2021).

Padahal menurutnya, angka penambahan kasus positif di Soloraya termasuk Sragen, sudah banyak mengalami penurunan signifikan.

Setelah ditelusuri, ternyata biang semua itu karena data yang masuk ke pusat ternyata data lama yang tertunda masuk atau data delay.

 

Bupati Yuni menyebut, untuk Sragen ada perbedaan sekitar 1.500 data kasus Covid-19. Padahal riilnya angka sebanyak itu saat ini sudah sembuh.

Selain Sragen, Solo juga ada selisih data sekitar 4.000-an. Data delay itu yang ditengarai menjadikan status Soloraya akhirnya masih tercatat di level 4.

“Tadi kami meminta sinkronisasi data kabupaten dengan data di provinsi dan pusat. Data delay-nya sangat besar. Di provinsi saja ada selisih 80.000-an. Di Sragen selisih 1.500. Belum yang lain. Kalau data delay itu dimasukkan hari ini kan kasusnya nambah 1.500 hari ini. Kalau lihat di grafik pasti langsung naik lagi. Padahal itu data delay dan ternyata sudah sembuh,” terangnya.

Bupati menegaskan sinkronisasi data itu menjadi penting karena akan sangat menentukan status daerah dan kebijakannya.

Ia memastikan saat ini kondisi Covid-19 Sragen sudah mulai melandai dan oksigen sudah cukup berlebih dan tidak kekurangan lagi.

“Kalau kami di Pemkab datanya real time, tapi kalau laporan ke sana ada delay-nya. Di RSUD Soehadi Prijonegoro sudah tidak krisis lagi. Alhamdulillah semoga bertahan terus,” katanya.

Jika keruwetan data delay itu tidak diperbaiki, maka akan sangat merugikan daerah. Sebab jika masuk level 4 terus maka kegiatan yang harusnya sudah bisa dilonggarkan, akhirnya harus terus dibatasi.

“Kalau level 4 kasihan lah kegiatan- kegiatan ekonomi juga belum bisa bangkit,” tandasnya. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/08/pantas-saja-sragen-dan-solo-masih-level-4-terus-ternyata-data-di-pusat-ruwet-bupati-ungkap-ada-selisih-1-500/