GROBOGAN.NEWS Semarang

Beri Tausyiah Menyejukan dalam Pengajian Virtual Santri Gayeng Nusantara, Gus Yasin Sampaikan Pesan Perdamaian untuk Membangun Kekuatan Ekonomi

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Ist

SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, umat Islam sudah seharusnya berpedoman kepada Al-Qur’an.

Di dalam Al-Qur’an diajarkan bagaimana manusia harus memiliki hubungan yang selaras antara manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia.

Atas dasar itu, pondok pesantren sejatinya tidak hanya berbicara mengenai syariat saja.

“Al Qur’an sudah mengajarkan bagaimana kita perlu menumbuhkan Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Karena itu kita ingin mengedepankan, bahwa pondok pesantren itu bukan hanya berbicara tentang syariat saja,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, belum lama ini di Kantor Gubernur saat memberikan sambutan acara Ngaji Virtual Santri Gayeng Nusantara.

Pada acara yang juga dihadiri Gus Baha ini, Taj Yasin kembali menjelaskan, “Seperti yang disampaikan oleh Imam Ghozali, Rasulullah diutus Allah SWT (bukan hanya) untuk menyampaikan syariat atau agama tetapi juga menyempurnakan kehidupannya, termasuk ekonomi.”

Taj Yasin mengangkat kisah Nabi Muhammad SAW yang berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Madinah dengan upaya perbaikan sosial. Bagaimana Rasulullah SAW mendamaikan dua kelompok yang selalu bertikai, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj sehingga berhasil membuat ekonomi masyarakat Madinah bertumbuh cepat. Menurut Taj Yasin, itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi selalu membutuhkan perdamaian.

“Perdamaian keduanya menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Sehingga setelah itu disyariatkan zakat. Artinya, agama ditegakkan untuk mendapatkan perdamaian. Setelah ada perdamaian, muncul kekuatan ekonomi. Dari kekuatan ekonomi ini, muncullah syariat yang kita namakan zakat yang tujuannya untuk membersihkan penghasilan kita,” jelasnya.

Dari cerita itu, Taj Yasin berharap, organisasi Islam seperti Santri Gayeng Nusantara, juga bisa melakukan hal ini, menumbuhkan perdamaian dan ketentraman. Bermodalkan hal itu, Taj Yasin optimis, ekonomi akan tumbuh. Setelah perekonomian tumbuh, umat Islam yang perekonomiannya kuat, diwajibkan berbagi.

“Di bulan Ramadan ini kita dituntut untuk memberikan amalan dan ibadah yang kuat. Kita dilatih untuk meningkatkan kesalihan individu  dengan ketaqwaan, berpuasa dan melakukan salat malam atau tarawih. Tetapi (selain itu) kita juga harus meningkatkan kesalehan sosial,” tuturnya.

Salah satu kesalehan sosial yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah bersedekah. Tidak perlu sedekah dengan jumlah besar. Bahkan separo kurma pun diperkenankan.

“Rezeki kita sudah diatur Allah dan Allah pasti menjamin rezeki setiap makhluk. Baik yang dihasilkan dari jerih payah kita, atau dititipkan orang lain. Maka di bulan Ramadan ini banyak muslim bersedekah, atau memberikan bantuan kepada masyarakat. Itu jadi bagian dari usaha meningkatkan rezeki bagi orang lain,” tutupnya. Satria