GROBOGAN.NEWS Kudus

Lima Guru SMP N 3 Jekulo Wafat Terinfeksi Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka di Kudus Dipastikan Ditunda

Ilustrasi Pelakasana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM. Hartopo saat melaksanakan sosialisasi disiplin protokol kesehatan di salah satu pasar tradisional di Kudus. Foto : Istimewa

KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Pemerintah Kabupaten Kudus mengambil langkah tegas terkait penyelenggaraan pembelajaran di sekolah.  Saat ini, Pemkab Kudus memastikan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung yang dijadwalkan dimulai awal tahun 2021, menyusul meninggalnya lima guru SMP 3 Jekulo akibat terpapar covid-19.

Hal itu ditegaskan Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo ketika dimintai tanggapannya terkait kasus covid-19 di SMP 3 Jekulo Kudus

“Telah kami instruksikan kepada Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga untuk membuat surat edaran kepada sekolah bahwa pembelajaran tatap muka belum diperbolehkan,” ujar Hartopo saat dikonfirmasi Rabu (9/12).

Surat edaran tersebut, lanjut dia, sudah diberikan kepada masing-masing sekolah di Kudus sejak Senin (7/12).

“Seluruh sekolah tetap menggelar pembelajaran secara daring (dalam jaringan) demi menghindari penularan virus corona,” sambung dia.

Terkait dengan beberapa sekolah yang masih melakukan pembelajaran tatap muka, kata dia, ketika ditemukan akan diberikan sanksi tegas karena Kabupaten Kudus masih berada di zona oranye dengan penyebaran virus corona tingkat sedang.

“Surat edaran tersebut berlaku untuk pendidikan anak di bawah umur atau PAUD hingga SMA. Siswa tidak ada yang boleh masuk. Sampai ada yang memasukkan siswa akan diberikan sanksi,” ujarnya.

Selama kondisi belum aman, kata dia, tidak akan memberikan izin pembelajaran tatap muka di sekolah. Bahkan, SMK yang sebelumnya minta izin simulasi tatap muka, saat ini sudah tidak melaksanakan lagi karena Provinsi Jateng juga memberhentikan sementara sampai ada kebijakan baru.

Pemkab Kudus juga akan memperketat penerapan protokol kesehatan dengan meningkatkan operasi di tempat-tempat yang sering terjadi kerumunan, termasuk tamu undangan pada acara pernikahan juga harus dibatasi.

“Maksimal 50 orang termasuk dengan panitianya,” ujarnya.

Tim Satgas Covid-19 Kudus juga sudah melakukan penelusuran kontak erat setelah ada guru SMP 3 Jekulo yang meninggal akibat covid-19.

Dalam penelusuran kontak tersebut, tercatat ada 14 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19 setelah dilakukan tes usap tenggorokan (swab). Petugas Puskesmas juga diminta turut mengawasi warga yang menjalani isolasi mandiri setelah terkonfirmasi positif covid-19.

Diberitakan sebelumnya, gelombang penularan virus corona atau covid-19 di wilayah Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus semakin menggema dan kian mengkhawatirkan.

Sebanyak lima guru dari SMP N 3 Jekulo telah gugur akibat terinfeksi covid-19

Pada Minggu (6/12) kemarin, satu guru SMP N 3 Jekulo meninggal dunia akibat tertular covid-19 setelah menjalani perawatan intensif di RSUP dr. Kariadi Kota Semarang.

Data yang dihimpun menyebutkan, seorang guru yang meninggal dunia tersebut masih berusia 31 tahun.

“Iya, ada tambahan satu guru (SMP N 3 Jekulo) yang meninggal usianya masih cukup muda, yakni 31 tahun dan dirawat di RSUP Kariadi Semarang,” ujar Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Abdul Azis Achyar pada Senin (7/12).

Dijelaskannya lebih detail, dari laporan yang diterima, guru berinisial MN yang meninggal dunia itu dinyatakan positif corona dari hasil uji laboratorium. Guru tersebut juga memiliki penyakit bawaan berupa anemia.

Menurut Abdul, tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kudus sudah melakukan tindak lanjut dengan menelusuri kontak terhadap guru lain.

Tercatat ada 43 guru dan beberapa anggota keluarga yang menjalani tes swab setelah diketahui ada tiga guru yang meninggal dalam rentang waktu yang berdekatan. Hasilnya ada 14 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.

“Kami minta, semua disiplin memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak,” ujarnya.

Guru SMP 3 Jekulo yang pertama kali meninggal berinisial “F” pada 23 November 2020. Kemudian enam hari berselang guru berinisial “G” juga meninggal.

Pada 30 November 2020, guru berinisial “R” juga meninggal, kemudian guru berinisial “RU” juga meninggal dunia dengan penyebab yang sama karena terjangkit corona pada 3 Desember 2020.

Kabar terbaru, guru berinisial MN tersebut yang meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Sementara, Kepala SMPN 3 Jekulo Wiwik Purwati mengungkapkan proses belajar mengajar secara daring masih berlangsung, termasuk saat ini karena ada ujian.

“Proses belajar mengajar secara daring masih berlangsung karena saat ini masih ada ujian,” imbuh dia. Nor Ahmad