GROBOGAN.NEWS Kudus

Kawasan Hutan di Sekitar Bendungan Logung Ditanami Pohon Durian dan Matoa

Dalam rangka peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-75 dan untuk mengembalikan ekosistem di kawasan Bendungan Logung, sebanyak 1.000 bibit pohon durian dan matoa ditanam di kawasan tersebut, Sabtu (5/12), kemarin. Foto : Istimewa

KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Upaya pelestarian lingkungan di sekitar kawasan Bendungan Logung di wilayah Kecamatan Dawe, Kudus menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Kudus.

Dalam rangka peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-75 dan untuk mengembalikan ekosistem di kawasan Bendungan Logung, sebanyak 1.000 bibit pohon durian dan matoa ditanam di kawasan tersebut, Sabtu (5/12), kemarin.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo menyampaikan, kawasan Bendungan Logung membutuhkan perhatian khusus terkait dengan penghijauan. Mengingat, masih didapati wilayah yang gundul.

“Sangat diperlukan. Apalagi, wilayah Logung masih banyak hutan gundul. Beberapa warga juga cukup resah. Maka, adanya kegiatan ini sangat baik,” ujarnya.

Menurutnya, gundulnya kawasan Bendungan Logung bisa menimbulkan berbagai dampak. Misalnya, apabila terjadi abrasi maka sungai yang dialiri air dari Logung akan mengalami sedimentasi. Terlebih, saat memasuki musim hujan, seperti sekarang.

“Jika tidak ada tanaman penahan, maka sungai di bawah akan mengalami pendangkalan. Ini bisa jadi memicu bencana banjir,” imbuhnya.

Karenanya, lanjut Hartopo diperlukan sinergitas antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan instansi terkait untuk mengatasi hal tersebut.

“Jangan sampai ada ego sektoral. Kita harus sama-sama. Apalagi, BBWS Pemali Juana ini punya kewenangan soal sungai-sungai besar di Kudus dan Logung. Maka, ayo kita bersinergi,” pungkasnya.

Penting untuk diketahui, lahan-lahan gundul yang masih terdapat di daerah tangkapan air kawasan Bendungan Logung, harus mendapat perhatian serius.  Pengembalian ekosistem, seperti dengan menanam pohon penghijauan masih sangat diperlukan, agar kelak tak terjadi bencana seperti banjir. Nor Ahmad