GROBOGAN.NEWS Umum

Waspada, Musim Hujan adalah Musim Telur Ular Menetas, Ini Tips untuk Mencegah Ular Masuk ke Dalam Rumah

Ilustrasi ular. Foto: pixabay.com

GROBOGAN.NEWS Rumah tinggal yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk anak-anak ternyata masih bisa disusupi oleh ular liar. Bagaimana bisa ular banyak ditemui di sekitar hunian warga?

Menurut Yayasan Sioux Ular Indonesia, musim penghujan, terutama di bulan November dan Desember memang merupakan musim bagi telur ular untuk menetas.

“Bulan November dan Desember adalah bulan menetasnya telur-telur ular karena proses siklus biologi alami mereka. Seperti tahun lalu, banyak ditemukan anakan ular kobra di sekeliling rumah tinggal kita karena induk kobra menaruh telur di sekitar hunian manusia sekitar bulan Agustus – September, setelah musim kawin,” tulis keterangan Yayasan Sioux Ular Indonesia, Rabu (11/11/2020).

Lantas bagaimana cara agar ular tidak berkeliaran dan masuk ke dalam rumah dan mengancam keselamatan anggota keluarga kita? Berikut sejumlah tips dari Yayasan Sioux Indonesia:

1. Bersihkan secara rutin area yang rimbun, tertutup, dan jarang tersentuh manusia. Potong rumput yang telah mulai tinggi. Bisa juga lakukan kerja bakti warga agar ular bergeser keluar kawasan hunian. Jika menemukan lubang tempat telur ular, sebaiknya dipindahkan dan jangan dimusnahkan.

2. Pasang jebakan tikus untuk mengurangi atau menghilangkan tikus dari dalam rumah dan di area yang tak terawat. Bau tikus yang merupakan mangsa alami akan mengundang datangnya ular.

3. Pasang lampu penerang di halaman rumah untuk memantau pergerakan satwa di sekitar rumah.

4. Perlu dicatat bahwa ular tidak takut dengan garam, tali ijuk, sabut kelapa, atau belerang tabur. Menempatkan benda-benda tersebut tidak akan efektif mengusir ular.

5. Ular cenderung menghindari bau menyengat yang tidak alami di ruang tertutup. Misal dengan memasang obat nyamuk elektrik di gudang, memasang semprotan pengharum ruangan otomatis di ruang tertutup. Ular akan mencari udara segar agar daya penciumannya tidak terganggu.

6. Siapkan alat bantu penanganan ular. Bisa berupa hook, grabstick, tongkat, atau bahkan cukup dengan sapu. Siapkan juga senter untuk memudahkan memantau pergerakan ular di tempat gelap atau malam hari.

7. Simpan nomor darurat atau kontak Pemadam Kebakaran terdekat untuk membantu penanganan ular.

8. Apabila terjadi kasus gigitan, cek dan data kontak fasilitas kesehatan terdekat yang menyediakan Serum Anti Bisa Ular (SABU). Siapkan pula alat imobilisasi minimal satu RT/RW siap satu set.

9. Meskipun hanya 20 persen ular yang berbisa mematikan, sebaiknya jangan pegang ular jika belum terlatih. Bekali keluarga di rumah terutama anak anak dan atau asisten rumah tangga untuk tidak menangkap/membunuh ular yang masuk ke dalam rumah. Sebaiknya segera kontak tim rescue agar tidak terjadi salah penanganan.

“Ular adalah bagian penting dari rantai makanan. Ekosistem sekitar kita perlu dijaga agar tetap seimbang. Manusia perlu ular untuk kelestarian lingkungan masa depan. Terakhir, pelajari, waspada, tapi jangan bunuh ular,” tulis pesan Yayasan Sioux Ular Indonesia.

Yayasan Sioux Ular Indonesia merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak untuk mengedukasi masyarakat tentang karakter ular di Indonesia, guna mengubah paradigma masyarakat yang cenderung negatif tentang ular.

Yayasan yang didirikan pada November 2003 ini bermarkas di Parangtritis, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta. Untuk informasi lebih lanjut bisa kunjungi laman Facebook Yayasan SIOUX Indonesia, atau di akun Instagram, @ular_indonesia.