GROBOGAN.NEWS Solo

Tolak Direlokasi, Puluhan Pedagang Gelar Aksi Demonstrasi

Ilustrasi demo / pixabay
Ilustrasi demo / pixabay

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Menolak direlokasi ke pasar kota, puluhan pedagang di kios renteng sepanjang Kliteh, Jl WR Supratman dan seputaran Alun-alun Sragen menggelar aksi unjuk rasa, Sabtu (14/11/2020).

Aksi tersebut diklaim mewakili 200 pedagang lainnya yang berlokasi di seputaran kios utara rel kereta api.

Rencana pemerintah setempat, mereka akan direlokasi ke Pasar Kota yang bakal dibangun pada 2021.

Dalam aksi tersebut, mereka menuntut tetap dibiarkan menempati lokasi mereka dan justru berharap ada pengembangan lokasi itu agar pedagang lebih maju.

Aksi demo diawali dengan aksi long march dari selatan Alun-alun Sragen ke arah Pasar Kota Sragen sebanyak dua kali. Mereka juga membentangkan spanduk panjang yang bertuliskan beberapa tuntutan.

Di antaranya “Tolak Relokasi”, “Dukung revitalisasi” dan “Deklarasi Persatuan Paguyuban Pedagang Tolak Relokasi,” “Relokasi Membunuh Keluarga Kami”, #Save Kios Renteng dan #Wegah pindah.

Aksi demo terjun ke jalan itu dipimpin oleh Ganjar Adi Purbantoro selaku Koordinator Aksi Persatuan Paguyuban Pedagang Menolak Relokasi (P3MR).

Puluhan pedagang di kios renteng mulai dari warung bakso, mie ayam, sate, baju, sepatu, parfum, kios potong rambut, Salon dan masih banyak lainnya turut membaur dalam aksi itu.

Baca Juga :  Sambut HUT Ke-9, Nasdem Sragen Bagi 9.000 Masker Bagus di 20 Kecamatan dan Kerjabakti Bersihkan Lingkungan. Warga: Ora Nasdem Ora Marem!

Kepada wartawan, Ganjar mengatakan
para pedagang menolak rencana relokasi ke lantai dua Pasar Kota Sragen jika sudah direvitalisasi.

Alasannya hal itu dinilai akan sangat merugikan pelaku ekonomi dan pedagang di kios sepanjang Jalan WR Supratman Sragen.

Sebab kondisi lantai dua saat ini sepi dan mangkrak. Sehingga pemindahan pedagang ke lantai dua sama halnya menggiring pedagang ke lokasi yang tidak menguntungkan.

“Pembangunan yang sudah-sudah saja mangkrak dan tidak bisa dihidupkan. Lha kok untuk mengisi kekosongan lantai dua itu, memaksa kami untuk pindah dilantai dua,” papar Ganjar.

Jawaban Tak Memuaskan

Aksi penolakan juga didasari hingga kini pedagang belum mendapat jawaban memuaskan dari surat yang diajukan ke Pemkab, DPRD dan dinas terkait pertanyaan relokasi hingga masa depan pedagang.

Penolakan makin menguat setelah mereka mengklaim mendapat jawaban berbeda dari pihak PT KAI Daop 6.

Ganjar menyebut hasil konfirmasi ke PT KAI Daop 6 memberikan jawaban lain terkait pelebaran jalur double track kereta api cepat yang selama ini dijadikan dalih dinas untuk relokasi.

“Ternyata bohong karena kami sudah konfirmasi secara langsung ke PT KAI DAOP 6 Jogjakarta dan sejauh ini belum akan menggunakan lahan tersebut,” terang Ganjar.

Ia juga menyebut selama ini pedagang di kawasan kios renteng dan alun-alun merasa tak pernah dilibatkan sejak awal terkait dengan relokasi tersebut.

Terlebih sepengetahuannya, wacana awal di tahun 2017 revitalisasi lantai 2 pasar kota peruntukkannya buat sentra batik.

Ganjar juga menegaskan bahwa aksi penolakan relokasi tidak terkait revitalisasi Pasar Kota.

Menurutnya P3MR sepenuhnya revitalisasi Pasar Kota tapi diharapkan tetap sesuai dengan peruntukkannya yakni untuk para pedagang yang sekarang sudah berada di Pasar Kota Sragen.

“Harapannya, kami neminta supaya kios kami direvitalisasi, dibangun dan dipercantik. Bukannya direlokasi ke lantai 2 pasar kota. Sehingga terbangun sebuah kawasan wisata, belanja dan kuliner di sini,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Tedi Rosanto saat dimintai konfirmasi wartawan mengatakan akan segera menggelar pertemuan dengan perwakilan pedagang kios renteng di Jl.WR Supratman.

Pertemuan digelar untuk membicarakan rencana relokasi tersebut.

‘’Nanti kami akan mengundang mereka (pedagang) untuk membicarakan hal itu,’’ paparnya. Wardoyo