GROBOGAN.NEWS Kudus

Pondok Pesantren Harus Jadi Pelopor Penegakan Protokol Kesehatan

Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Kudus HM. Hartopo saat menyerahkan bantuan APD dan hibah sarpras kesehatan sebesar Rp 53.603.500 secara simbolis kepada ponpes Mambaul Falah, Kecamatan Dawe, Kudus, Sabtu (21/11). Foto : Istimewa

KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Kementerian Agama telah menerbitkan panduan pembelajaran bagi pesantren dan pendidikan keagamaan di masa pandemi Covid-19. Pondok pesantren (ponpes) menyatakan siap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan Covid-19.

Saat ini, pondok pesantren memegang  peran penting dalam membetuk  generasi unggul untuk mencapai Indonesia yang maju dan sejahtera. Karenanya, di masa pandemi covid-19 sekarang ini pondok pesantren harus menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan (prokes) guna mencegah penyebaran virus corona.

Kembali normalnya aktivitas para santri di pondok pesantren (ponpes), membuat pengasuh ponpes diminta waspada terhadap lingkungan agar tidak menjadikan kluster baru Covid-19. Oleh karena itu, alat pelindung diri (APD) sangat dibutuhkan untuk menunjang keamanan baik dari pengasuh, para santri, serta lingkungan ponpes.

Hal tersebut nampaknya menjadi fokus utama Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Kudus HM. Hartopo saat menyerahkan bantuan APD dan hibah sarpras kesehatan sebesar Rp 53.603.500 secara simbolis kepada ponpes Mambaul Falah, Kecamatan. Dawe Kudus, Sabtu (21/11/2020) kemarin.

“Saya berharap agar kita semua tetap waspada mengingat pandemi sampai saat ini masih terjadi. Maka, perlu menjadi perhatian kita semua terhadap penerapan Prokes agar aktivitas di ponpes lancar tanpa kendala,” jelasnya.

Lebih lanjut, Plt. Bupati yakin jika penerapan protokol kesehatan secara ketat menjadi kunci utama dalam upaya menekan penyebaran Covid-19. Misalnya, pengecekan suhu badan sebelum santri masuk kelas, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan memakai masker.

“Saya yakin jika penerapan Prokes dijalankan, maka penyebaran Covid-19 bisa ditekan dan tidak akan menjadikan kluster baru,” ujarnya.

Selain itu, kedatangan Plt. Bupati Kudus bermaksud untuk tetap merawat tali silaturahmi dengan para kiai di Kudus. Menurutnya, sinergitas antara umara dan ulama perlu ditingkatkan, utamanya dalam menghadapi pandemi.

“Alhamdulillah bisa silaturahmi dengan kiai. Kita bangun sinergitas yang baik antara umara dan ulama,” imbuhnya.

Terakhir, Plt. Bupati Kudus memohon maaf apabila terjadi keterlambatan dalam pemberian bantuan. Mengingat, adanya realokasi anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Namun, pihaknya berkomitmen Pemkab Kudus tetap menjadikan bantuan kepada ponpes sebagai prioritas.

“Mohon maaf Karena penyerahan APD terlambat dan baru saat ini diserahkan. Walaupun bantuan ini tidak sesuai yang diharapkan karena dihitung dari rasio/perbandingan para santri yang ada belum mencukupi, tapi inilah anggaran dari Pemkab yang telah kami usahakan semaksimal mungkin, semoga bermanfaat,” pungkasnya.

Sementara itu, KH Afandi shidiq selaku pengasuh ponpes Mambaul Falah mengatakan dengan adanya kunjungan ini berarti kita semua semakin dekat dengan pimpinan kita, bisa mengenal lebih dalam program-program dari beliau.

“Alhamdulillah dengan silaturahmi ini dapat mengenal lebih dekat sosok pemimpin Kabupaten Kudus, kami atas nama pengasuh dan para santri mengucapkan terimakasih,” ungkapnya.

Beliau juga mengatakan bahwa semenjak adanya covid-19 telah banyak menunda kegiatan rutin di ponpes. Oleh karena itu pihaknya meminta ijin oleh Plt Bupati Kudus agar bersedia memberikan ijinya untuk kembali melaksanakan kegiatan rutin seperti dzikir mingguan, ngaji thoriqoh dan sebagainya.

“Kami para pengasuh ponpes meminta ijin kepada Plt Bupati, untuk kembali melaksanakan kegiatan rutin kami dengan tetap menerapkan protokol kesehatan serta pembatasan jumlah jamaah, semoga bapak Plt Bupati mengijinkan,” tutupnya. Nor Ahmad