GROBOGAN.NEWS Solo

Yaampuunn… Oknum Perangkat Desa di Sragen Ini Ngrenteng 3 Janda di Kamar Hotel!

Ilustrasi razia mesum / dok joglosemarnews
Ilustrasi razia mesum / dok joglosemarnews

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Razia satpol PP Sragen ke sejumlah hotel kelas melati di Sragen sepekan lalu, menguak fakta baru yang mengejutkan.

Bagaimana tidak, di antara yang berhasil digaruk, ternyata ada satu oknum perangkat desa yang juga kena gerebek saat sedang ngamar.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , perangkat desa gaek itu diketahui berasal dari salah satu desa di Kecamatan Sambirejo.

Oknum perangkat desa yang bertugas sebagai kepala dusun (kadus) atau bayan itu diketahui berinisial MUS berusia sekitar 55 tahun.

Saat razia digelar, perangkat laki-laki paruh baya yang dalam istilah disebut ABG tua itu tertangkap basah sedang ngamar di Hotel Sukowati Ring Road Utara Sragen.

Saat itu, MUS kedapatan sedang berada di dalam kamar. Kemudian salah satu petugas Satpol PP perempuan mengetuk pintu kamar hotel yang selama ini banyak dikenal dengan sebutan hotel tiga jaman itu.

Kemudian saat dibuka, MUS terlihat kaget dan panik. Saat diinterogasi, dia sempat berkelit sedang menunggu temannya. Namun dari roman mukanya terlihat ada kecemasan.

“Saat kita interogasi, posisinya memang dia lagi sendirian di kamar. Tapi kan jadi tanda tanya juga kenapa menunggu teman di kamar hotel begituan. Dan begitu pintu diketok petugas perempuan dia langsung merespon,” papar koordinator tim razia dari Satpol PP Sragen, Joko Pinarmo, seusai operasi.

Petugas kemudian menginterogasi dan memeriksa identitas MUS. Beruntung, situasi masih berpihak sehingga MUS kemudian tidak dibawa ke Satpol PP.

Joko menyampaikan meski ada indikasi mengarah, namun karena saat digerebek sedang sendirian, MUS memang tidak dibawa ke Satpol PP. Tim hanya memberikan pembinaan dan pengarahan.

Setelah itu, MUS langsung tancap gas. Namun Joko juga mengatakan bersamaan dengan insiden tertangkap basah di hotel itu, sebenarnya suara-suara sumbang soal indikasi skandal yang melibatkan MUS sempat terdengar.

“Iya sruwing-sruwing dengar juga soal itu (skandal) dan sempat jadi perbincangan. Tapi memang posisinya saat kita gerebek, dia sendirian. Sehingga nggak bisa kita bawa seperti tiga pasangan lainnya,” terangnya.

Sementara, di hotel yang sama, tim mengamankan tiga pasangan mesum yang tengah asyik berduaan di dalam kamar. Saat diamankan, ketiga pasangan itu diduga sedang atau sudah selesai berkencan dengan sejolinya.

Didata dan Diberi Pembinaan

Ironisnya lagi, ketiga pasangan itu diketahui beda usia. Perempuannya kebanyakan berstatus janda sedang pasangannya lelaki beristri bahkan ada pula yang masih muda alias brondong.

Joko menguraikan razia digelar melibatkan tim dari Satpol PP, TNI, Polri dan Dinas Sosial. Razia yang digelar Rabu (4/11/2020) malam itu dimulai pukul 20.00 WIB hingga 22.15 WIB dengan sasaran lokasi-lokasi rawan maksiat.

Pasangan mesum yang diamankan di Hotel Sukowati, masing-masing berinisial ST, asal Tangen dan ceweknya janda berinisial SS asal Ngepringan Jenar.

Kemudian satu pasangan lagi berinisial SR asal Mojo Sragen dengan ceweknya janda berinisial JM asal Ringin Anom Sragen.

Satu pasangan tersisa juga janda muda. Mereka berinisial R dan ceweknya berinisial T asal Jenar.

“Mereka kami amankan karena tidak bisa menunjukkan identitas sebagai pasangan resmi. Rata-rata perempuannya janda, laki-lakinya ada yang masih muda ada yang berkeluarga. Karena bukan pasangan resmi, mereka kita bawa ke markas untuk kita data dan diberi pembinaan dari petugas Dinsos,” jelas Joko.

Kepala Satpol PP Sragen, Heru Martono menyampaikan razia itu digelar sebagai rangkaian kegiatan rutin Satpol PP. Tujuannya untuk menekan penyakit masyarakat (pekat) seperti prostitusi dan perbuatan yang melanggar norma susila lainnya.

Ke depan, razia serupa akan terus digelar secara berkala dengan melibatkan tim gabungan.

Sementara, setelah diamankan dan didata, ketiga pasangan itu diberi pembinaan oleh petugas Dinsos, Ine Marliah.

Dari pengakuan saat didata, sebagian yang perempuan memang berstatus janda cerai. Sementara pasangannya ada yang masih berkeluarga namun ada juga yang masih muda.

“Tadi ada laki-lakinya yang sudah punya anak dua. Tapi ada juga yang masih bujang. Perempuannya memang kebanyakan janda cerai. Ngakunya ada yang belum apa-apa, tapi yang namanya dua orang laki-laki dan perempuan bukan muhrim di kamar hotel ngapain kalau tidak berbuat. Alhamdulillah, mudah-mudahan upaya dari satpol PP dan tim untuk memberikan penyadaran, bisa membuat mereka tersadar,” paparnya.

Dalam pembinaannya, Ine hanya mencoba memberikan gambaran antara manusia dengan binatang. Bahwa manusia diberikan akal dan pikiran sedangkan binatang semuanya sejajar antara badan dan kemaluan.

“Saya hanya mencoba mengingatkan siapa saya, siapa kita. Kita itu manusia atau binatang. Kalau merasa manusia apakah mau ketika disamakan dengan binatang. Lalu kalau muslim, saya ingatkan bahwa sebagai orang Islam harus taat kepada yang menciptakan. Karena semua akan meninggal dan kembali ke akhirat kelak. Apakah kita sudah siap, bekal apa yang kita akan bawa. Hanya penyadaran-penyadaran seperti itu. Mudah-mudahan mereka bisa sadar,” tandasnya.

Setelah didata dan diberi pembinaan, mereka diminta membuat pernyataan tidak mengulangi lagi. Setelah itu, kemudian dilepas kembali dan diminta pulang ke rumah masing-masing. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2020/11/448236/