GROBOGAN.NEWS Semarang

Desa Boto Resmi Ditetapkan Jadi Area Desa Pertanian Keluarga, Disesuaikan dengan Peta Kerawanan Pangan

Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Dwi Kuspriyati di sela-sela acara penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah daerah di aula Kantor Desa Boto, Bancak, akhir pekan lalu. Foto : Istimewa

UNGARAN, GROBOGAN.NEWS-Pemerintah Kabupaten Semarang terus berupaya untuk sejahterakan masyarakat dengan berbagai program bantuan yang mendorong mendapatkan tambahan penghasilan dan menguatkan ketahanan pangan keluarga di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Salah satu yang ditempuh adalah Program Pertanian Keluarga (PK) yang dilaksanakan Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang.

Program ini sangat tepat sebagai solusi untuk memberdayakan para petani kecil.

Program ini dirasa sangat cocok bagi keluarga sehingga mereka dapat bekerja bertani dan menghasilkan untuk kebutuhan keluarganya, jika produk pertaniannya berlimpah maka limpahannya inilah yang akanditawarkan kepada masyarakat.

Saat ini, Desa Boto Kecamatan Bancak diusulkan ke Kementerian Pertanian untuk dijadikan lokasi program desa pertanian keluarga.

Program itu khusus untuk desa rawan pangan sesuai peta ketahanan dan kerawanan pangan (Food security and vulnerability atlas / FSVA) Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

Dana stimulan akan diberikan kepada kelompok tani yang ditunjuk untuk mengembangkan pertanian terpadu di lahan para anggota.

“Tahun ini sudah kami usulkan program Desa Pertanian Keluarga di Desa Boto. Selanjutnya menunggu verifikasi dan persetujuan dari Kementerian Pertanian,” terang Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Dwi Kuspriyati di sela-sela acara penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah daerah di aula Kantor Desa Boto, Bancak, akhir pekan lalu.

Penyerahan bantuan pangan dilakukan oleh Camat Febru Suryanto mewakili Bupati Semarang. Ditambahkan oleh Dwi, Kementan akan memberikan dana stimulan jika usulan disetujui. Kelompok tani terpilih dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan pertanian terpadu.

“Jadi para anggota dapat menanam padi, tanaman keras dan beternak untuk meningkatkan ketahanan pangan,” katanya lagi.
Di Jawa Tengah, ada dua desa Di Magelang dan Purworejo yang menjadi lokasi program Desa Pertanian Keluarga.

Sebelumnya, pelaksanaan program Desa Mandiri Pangan (Demapan) di Desa Boto yang berakhir tahun lalu juga dinilai berhasil. Pencapaian itu karena kerja keras dan kesungguhan para anggota kelompok tani peserta program.

Bantuan 30 ekor ternak kambing dari Kementan telah berkembang dan berdampak baik bagi kesejahteraan warga.

Sementara itu, Kades Boto, Sjaichul Hadi mengakui desa yang dipimpinnya termasuk rawan pangan. Dikatakan dari tujuh dusun yang ada, hanya ada satu yang memiliki akses baik di pusat pemerintahan desa. Selain itu sebagian besar warganya mengandalkan pertanian tadah hujan.

“Kami sudah kumpulkan kelompok tani untuk bersiap menjadi Desa Pertanian Keluarga itu,” tegasnya.

Terkait bantuan cadangan pangan, pihaknya telah mengusulkan 98 keluarga penerima manfaat (KPM).

Selain itu Pemdes Boto juga sudah mengusulkan bantuan tanaman hortikultura dan ternak kambing ke Dispertanikap Kabupaten Semarang.

“Kami berharap bisa keluar dari zona merah di peta kerawanan pangan,” imbuh dia. P Yoga